đ Ayat Alquran Tentang Energi Listrik
Gunungdan Al-Quran #2 -Bagaimana Gunung Bergerak Seperti Awan. Setelah kita tahu bahwa gunung mampu menahan goncangan gempa, sekarang kita lihat ayat yang paling sering disitir ketika berbicara tentang teori Tektonik Lempeng (Plate Tectonic). Namun kebanyakan kajiannya terhenti ketika melihat âgunung yang bergerakâ.
Ayatini terdapat dalam surah Al Baqarah. Surah Al-Baqarah (Arab: ŰłÙ۱۩ ۧÙŰšÙ۱۩â, bahasa Indonesia: âSapi Betinaâ) adalah surah ke-2 dalam Alquran. Surah ini terdiri dari 286 ayat, 6.221 kata, dan 25.500 huruf dan tergolong surah Madaniyah. Surah ini merupakan surah dengan jumlah ayat terbanyak dalam Alquran.
AyatAlquran Tentang Listrik. Jangan heran kalau ada yang menayakan ayat Alquran tentang listrik. Secara kata, memang tak akan ditemukan istilah Bahasa Arab yang artinya listrik dalam Al Quran. Namun unsur-unsur yang memang mengandung listrik, sudah termasktub dalam Al Quran, semisal kata petir, cahaya, kilat, halilintar dan sebagainya.
Keterangantentang penciptaan manusia selanjutnya yang merupakan keturunan Nabi Adam juga dijadikan dari saripati tanah, dinyatakan dalam Surah Al-Muâminun ayat 12 dan 13. Kita dijadikan dari sel telur yang dibuahi oleh sperma yang dihasilkan dari saripati tanah yang diolah oleh tubuh manusia.
3Mengartikan ayat-ayat alquran. 4.Mari Memahami Pesan â pesan Mulia dalam Q.S al-Furqon/25:3 dan Q.S al-Israâ/17:27. a.Q.S. al-Furqan/25:63. Didalam ayat ini Allah mengajarkan agar kita memiliki sifat rendah hati.Rendah hati disebut juga dengan tawaduâ. Pengertian tawaduâ adalah sikap diri yang tidak merasa lebih dari orang lain.
QurĂąan ayat 51: 47 menyatakan bahwa Ăą Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasaĂą .Evolusi Alam Semesta. Alam diciptakan Allah dalam enam masa (Q.S. 41:9-12), dua masa untuk menciptakan langit sejak berbentuk dukhan (campuran debu dan gas), dua masa untuk menciptakan bumi, dan dua
platform media berita kolaboratif, terkini Indonesia hari ini yang menyajikan informasi news, sepak bola, ekonomi, politik, showbiz, lifestyle, otomotif, tekno dan
PrinsipDasar Listrik Menurut Al - Quran. Kilat atau Petir atau Gledeg atau Halilintar..? menurut yang saya ketahui sejak saya kecil, 1) kilat itu cahayanya, 2) petir itu suaranya, 3) gledeg itu nama lain jowonya petir, dan 4) halilintar itu kalau suaranya menakutkan. Semoga kalau pemahaman saya ini kurang pas dapat dimaafkan. QS.13. Ar-Raâd: 12.
Bahkan lembaga dakwah pun melakukan kajian soal mobil listrik. Lembaga yang dimaksud adalah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) yang menggelar Focus Group Discussion (FGD) tentang mobil listrik. Ketua DPP LDII Prasetyo Sunaryo mengatakan diskusi itu merupakan bagian dari implementasi firman Tuhan yang tertuang dalam Surat Ar-Rum ayat 41.
PTSinergi Pstriot memiliki komitmen besar dalam mengelola sampah di TPST Sumur Batu menjadi energi listrik. Ini patut didukung. Rabu, 3 Agustus 2022; Cari. Network. Tribunnews.com; Menurut Fikri berdasarkan UU No 8 tahun 2008 tentang sampah, Tafsir Alquran Surat Yusuf Ayat 4, Merupakan Cerita Nabi Yusuf As Soal Mimpinya 7 jam lalu
Hanyasaja, istilah ini sering disalahpahami atau dipersempit artinya, sehingga memiliki efek yang serius atas sikap dan perilaku sebagian masyarakat muslim. Dikutib dari ulasan Quraish Shihab, kata âjihadâ terulang dalam Al-Quran sebanyak 41 (empat puluh satu) kali dengan berbagai bentuknya. Menurut Ibnu Faris (w. 395 H) dalam bukunya Mu
AyatAl â Quran yang membahas mengenai energi terbarukan salah satunya terdapat dalam Surah Ar â Rum ayat 46, yang berisi, âDan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah bahwa dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-Nya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya
P5PoJ4. Ketika Allah memberikan suatu perumpamaan kepada manusia, tidaklah perumpamaan itu dijadikan Allah sebagai suatu omong kosong belaka. Setiap perumpamaan yang Allah ungkapkan di dalam Al-Qurâan diungkapkan agar manusia mau berpikir. Salah satu perumpamaan yang diungkapkan dalam Al-Qurâan adalah perumpamaan mengenai cahaya Allah. [2435] Allah Pemberi cahaya kepada langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca dan kaca itu seakan-akan bintang yang bercahaya seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur sesuatu dan tidak pula di sebelah baratnya, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya berlapis-lapis, Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Surah An-Nuur 24 berarti cahaya, dan ayat 35 dari ayat ini membicarakan mengenai cahaya Allah. Ketika Allah mengumpamakan sesuatu, sebagaimana layaknya perumpamaan, Allah mengambil contoh sesuatu yang dapat diketahui oleh manusia. âCahayaâ Allah jauh lebih hebat dari pada itu, tetapi dalam menjelaskannya kepada manusia, Allah menerangkan sesuatu yang dapat diketahui manusia. âDapat diketahuiâ disini adalah tetap dapat dimengerti oleh orang-orang pada masa ayat tersebut diturunkan dan memiliki maksud tersirat yang tetap âdapatâ dibuktikan oleh orang-orang di masa yang akan datangnya. Dalam usaha untuk menangkap maksud tersirat dari suatu ayat Allah dalam Al-Qurâan, selalu kita lihat dalam redaksi aslinya. Mungkin ada sebagian orang yang mengatakan âAl-Qurâan tidak mengikuti tata bahasa Arabâ. Tetapi tentu saja Al-Qurâan tidak terikat kepada tata bahasa atau grammar. Kata-kata Allah lebih tinggi maknanya dari sekedar mengikuti tata bahasa, dan setiap kalimat yang dikatakan oleh beberapa golongan âtdak mengikuti tata bahasaâ, selalu ada maksud yang tersirat di baliknya. Tata bahasa adalah rumus yang di definisikan oleh manusia. Orang-orang arab pada zaman nabi pun, baik yang muslim maupun yang kafir, mengakui ketinggian bahasa Al-Qurâan. Sebagian menganggapnya lebih indah daripada puisi manapun, yang mana kita ketahui puisi sendiri sering tidak terikat pada tata bahasa. Dalam kaitannya dengan surah An-Nuur 24 ayat 35 di atas, secara tersirat menyebutkan apa yang telah ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern saat ini sebagai Listrik Kekekalan energi Spektrum cahaya Sebelum membicarakan lebih lanjut mengenai ketiga hal diatas, kita lihat terlebih dahulu terjemahan kata per kata dari surah An-Nuur 24 ayat 35 ini yang akan digunakan seterusnya dalam pembahasan ini, yaitu sebagai berikut âAllah cahaya langit dan bumi; perumpamaan cahaya-Nya seperti sebuah ceruk yang tak bercelah, di dalamnya ada pelita; pelita itu di dalam kaca; kaca itu seakan-akan bintang yang cemerlang; dinyalakan dari pohon yang diberkati â zaitun; tidak timur dan tidak barat; yang hampir-hampir minyaknya memendarkan sinar terang walaupun tidak disentuh api; cahaya diatas cahaya; Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki; dan Allah jadikan perumpamaan bagi manusia; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatuâ Listrik dan hukum kekekalan energi Perhatikan potongan surah An-Nuur 24 berikut [2435] ⊠perumpamaan cahaya-Nya seperti sebuah ceruk yang tak bercelah, di dalamnya ada pelita; pelita itu di dalam kaca; kaca itu seakan-akan bintang yang cemerlang; pelita itu seperti dinyalakan dari pohon yang diberkati â zaitun; tidak timur dan tidak barat; yang hampir-hampir minyaknya memendarkan sinar terang walaupun tidak disentuh api ⊠Allah mengumpamakan âcahayaâ-Nya sebagai sesuatu yang tidak sama dengan cahaya yang diketahui pada masa ayat ini diturunkan. Digambarkan bahwa cahayanya ini seperti suatu ceruk lubang/cekungan yang tak tembus kamisykaatin yang di dalamnya ada pelita/lampu di mana pelita ini berada di dalam suatu kaca zujaajatin yang mengindikasikan ceruk itu terbuat dari kaca, terlebih lagi kamisykaatin dan zujaajatin merupakan bentuk feminin, sedangkan pelita mishbaahun merupakan bentuk maskulin, yang mengakibatkan kaca ini terlihat seperti bintang yang terang dilangit malam. Pelita itu sendiri digambarkan seperti dinyalakan oleh minyak yang berasal dari pohon yang diberkati, yaitu pohon zaitun, dimana minyaknya mampu menerangi walaupun tidak tersentuh api. Apa yang terpikir oleh kita, di masa sekarang, jika mendengar suatu lubang, cekungan, ceruk terbuat dari kaca yang tak memiliki celah yang didalamnya terdapat cahaya dimana cahaya itu dinyalakan tidak menggunakan api sebagaimana lampu-lampu lentera yang digunakan di jaman dulu. Dan terangnya cahaya itu membuat âsang kacaâ seperti bintang yang cemerlang ? Tentu saja jawabannya adalah salah satu penemuan terbesar sepanjang sejarah manusia, yaitu penemuan lampu listrik. Abad 19 merupakan abad dimana ilmu pengetahuan mengenai kelistrikan berkembang pesat. Dimulai dengan penemuan baterai oleh Alessandro Volta, sampai akhirnya penemuan bola lampu lightbulb listrik pertama oleh Thomas Alfa Edison. Bola lampu ini berpijar dengan memanaskan lempengan filamen dengan suhu yang tinggi dengan akhirnya bercahaya. Pemanasan ini dilakukan dengan menggunakan arus listrik melalui kabel yang dihubungkan dengan lampu tersebut. Lampu tersebut tidak menggunakan minyak dan api, tetapi menggunakan filamen dan listrik sebagai pengganti minyak dan api, dimana filamen tersebut jika dialiri listrik mampu berpendar dan bercahaya. Listrik ini sendiri terbentuk dengan sumber lain yaitu baterai atau pun sumber listrik lainnya. Terkait hal ini di katakan pula dalam ayat tersebut [2435] ⊠pelita itu seperti dinyalakan dari pohon yang diberkati â zaitun; tidak timur dan tidak barat; yang hampir-hampir minyaknya memendarkan sinar terang walaupun tidak disentuh api ⊠Dikatakan bahwa pelita itu seperti dinyalakan dari minyak yang berasal dari pohon zaitun yang khusus. Mengapa Allah mengumpamakan dengan pohon zaitun? Karena di zaman dulu, terutama di daerah arab dan mediterania, minyak zaitun digunakan sebagai bahan bakar untuk lampu. Tetapi lebih lanjut Allah menyatakan bahwa pohon zaitun ini, sebagai sumber penghasil âminyakâ, bukan pohon zaitun biasa, akan tetapi pohon khusus yang mampu menghasilkan minyak yang mempu menerangi tanpa adanya api. Seperti halnya kilat, lonjakan listrik sendiri mampu memberikan cahaya yang terang, akan tetapi tidak lama. Untuk membuat listrik itu memberikan penerangan yang lama, dibutuhkan media lain yaitu filamen, dimana listrik disini berfungsi untuk memanaskan filamen sehingga akhirnya filamen berpendar. âSang pelitaâ lebih lanjut di katakan sebagai âlaa syarqiyyatin walaa gharbiyyatinâ, âtidak timur dan tidak baratâ. Sebagian tafsir mengatakan bahwa âlaa syarqiyyatin walaa gharbiyyatinâ disini mengindikasikan bahwa pohon zaitun disini adalah pohon yang tidak biasa, pohon khusus yang tidak tumbuh di timur maupun di barat. Hal ini mengindikasikan bahwa pohon tersebut bukanlah pohon zaitun secara fisik, akan tetapi sebagai suatu bentuk sumber energi yang nantinya akan menghasilnya âminyakâ yang merupakan simbolisasi dari energi itu sendiri. Listrik sendiri, yang merupakan bentuk energi yang mengalir dari dari kutub positif ke kutub negatif, sering di asosiasikan juga dengan magnet yang memiliki kutub utara dan selatan. Bukan timur dan bukan barat. Dan energi listrik hampir-hampir menerangi, sebagaimana halnya kilat lightning, dan akan terus menerangi jika disalurkan ke dalam media lain yaitu filamen yang akan berpendar jika dipanaskan dengan energi listrik yang berubah menjadi energi panas, yang disimbolkan dalam ayat ini dengan âminyakâ, menggunakan istilah metafora yang mampu diterima pada masa ketika ayat ini diturunkan dan tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan yang akan membuktikannya di masa kemudian. Lebih jauh perlu di perhatikan juga bahwa âlaa syarqiyyatin walaa gharbiyyatinâ juga dapat di artikan sebagai âtidak memiliki tempat terbit dan tidak memiliki tempat tenggelamâ dalam kaitannya dengan âsang pelitaâ. Ayat ini memberitahukan kita âsang pohon zaitunâ sebagai sumber minyak baca sumber energi menghasilkan âsesuatuâ yang mempu memberikan cahaya, akan tetapi âsesuatuâ itu tidak lah terbit maupun terbenam. Tentu saja, listrik sebagai suatu bentuk energi sebagaimana yang diterangkan dalam hukum kekekalan energi, tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, hanya dapat di ubah dari dan ke bentuk energi yang lain. Dalam kaitannya dengan lampu, listrik berubah menjadi energi panas sehingga mampu memanaskan filamen yang mengubah energi panas menjadi energi cahaya. Menurut teori ârelativitas umumâ, kekekalan energi ini bersifat relatif dan sebetulnya tidak bersifat kekal karena adanya lekukan umum wakturuang âmanifoldâ yang tidak memiliki simetri untuk translasi atau rotasi. Dari sudut pandang agama, tentu saja semua bentuk energi awalnya diciptakan oleh Allah dan dapat dimusnahkan jika Allah berkehendak. Itu lah sebabnya dalam mengindikasikan energi yang dihasilkan oleh âsang sumber energiâ atau âpohon zaitun khususâ ini menggunakan istilah âlaa syarqiyyatin walaa gharbiyyatinâ, yang berarti pada awalnya di ciptakan, dan suatu saat dapat dimusnahkan, akan tetapi dalam proses ditengah-tengah-nya tidak dapat di terbitkan baca diciptakan dan ditenggelamkan baca dimusnahkan oleh manusia, tetapi dapat di ubah dari dan ke bentuk energi lain, wallahu aâlam Spektrum cahaya [2435] ⊠cahaya diatas cahaya nuruun alaâ nuurin⊠ânuruun alaâ nuurinâ menggambarkan bahwa cahaya itu memiliki lapisan. Sebagaimana Allah menggambarkan bahwa langit itu berlapis-lapis dengan istilah âDialah yang menjadikan tujuh langit, satu diatas yang lainâ pada surah Al- Mulk 67 ayat 3, atau ketika Allah menggunakan ekspresi dan gaya bahasa yang sama ketika mengatakan kemurkaan yang berlapis di surah Al-Baqarah 2 ayat 90 â⊠Karena itu mereka mendapat kemurkaan diatas kemurkaan kemurkaan yang berlapis âŠâ atau pada Ali-Imran 3 ayat 153 â⊠karena itu Allah menimpakan atas kamu kesedihan atas kesedihan kesedihan yang berlapis âŠâ, maka di surah An-Nuur24 ayat 35 ini juga menerangkan bahwa pada dasarnya cahaya itu berlapis-lapis. Ilmu pengetahuan saat ini menyatakan bahwa cahaya itu terdiri dari beberapa lapisan spektrum. Cahaya itu sendiri merupakan bagian dari spektrum elektromagnetik dimana apa yang kita sebut sebagai âcahayaâ adalah spektrum elektromagnetik yang dapat terlihat oleh manusia visible spectrume. Spektrum elektromagnetik ini dibagi berdasarkan panjang gelombang dan frekuensinya, dimana yang diketahui manusia saat ini adalah mulai dari sinar gamma sampai dengan gelombang radio. Lapisan-lapisan cahaya atau dapat dilihat pada gambar dibawah. Sesuatu yang baru dapat diketahui dan dibuktikan saat ini akan tetapi telah disebutkan di dalam Al-Qurâan 14 abad yang lalu. Lebih lanjut Al-Qurâan menyebutkan mengenai zat pembentuk Jin sebagai berikut [1527] Dan Kami telah menciptakan jin sebelum Adam dari api yang sangat panas naari as-samuum [5515] dan Dia menciptakan jin dari nyala api maarijin ânaari as-samuumâ artinya âapi yang juga memiliki sifat anginâ. âsamuumâ berdasarkan Arabic-English Laneâs Lexicon dikatakan bahwa umumnya diartikan sebagai angin. Di beberapa terjemahan Qurâan dalam bahasa inggris dikatakan âsamuumâ sebagai angin yang berputar atau angin yang merusak. [1527] And the jinn We created before from scorching fire.terjemahan sahih international [1527] And the Jinn race, We had created before, from the fire of a scorching wind. terjemahan Yusuf ali [1527] And the jinn race We created earlier of the fire The Arabic word samum is sometimes understood to be pestilential wind of a pestilential fire. terjemahan Sedangkan âmaarijinâ secara literal berarti âapi yang tidak berasapâ. Jadi kedua ayat tersebut di atas menjelaskan bahwa jin diciptakan dari api yang juga memiliki sifat seperti angin dan tidak berasap. Apakah sifat angin itu ? Jika api memiliki energi cahaya dan energi panas, maka angin memiliki energi kinetik, yaitu memiliki sifat bergerak dan mempunyai kecepatan. Saat ini diketahui bahwa sinar radiasi yang paling merusak yang pernah ditemukan manusia adalah sinar gamma gamma ray, sebagaimana spektrum radioaktif lainnya, sinar gamma bersifat panas dan membakar. Dengan nilai frekuensi yang tinggi seperti yang terlihat pada gambar di atas, yang berarti memiliki lebih banyak energi, sinar gamma bersifat paling merusak daripada yang lain. Selain itu karena memiliki panjang gelombang yang sangat pendek, sinar gamma hampir tidak dapat terbendung. Jika partikel alpha dan partikel beta hanya menyebabkan kerusakan/luka bakar pada lapisan kulit, maka partikel gamma dalam sinar gamma, dikarenakan ukurannya yang kecil, mampu menembus kulit dan merusak organ-organ dalam manusia tanpa disadari oleh manusia itu sendiri. Radiasi sinar gamma ini umumnya dihasilkan dari proses reaksi fusi nuklir. Dengan sifat yang membakar dan sangat merusak, merambat, bergerak dan memiliki energi sebagaimana layaknya angin, menjadikan sinar gamma sebagai âapi yang tidak berasap dan bersifat anginâ. Jika nembakar adalah sifat api energi panas, maka sifat angin yang dimiliki oleh sinar gamma disini adalah memiliki energi yang bergerak energi kinetik, energy in motion, wallahu aâlam. Dikatakan dalam website NASA bahwa âHanya object yang sangat panas sekali atau partikel yang bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi yang dapat menghasilkan radiasi berenergi tinggi seperti sinar-X dan sinar gammaâ. Jika benar jin itu dijadikan dari âapi yang tak berasapâ seperti sinar gamma gamma ray, apakah ini menjadikan jin itu kebal terhadap radiasi sinar gamma ? Ataukah mengakibatkan jin itu mampu dideteksi manusia sebagaimana manusia mendeteksi sinar gamma ? Menjawab pertanyaan ini, kita kembalikan kepada penciptaan manusia. Sebagaimana adam diciptakan dari tanah, pada dasarnya manusia itu berasal dari tanah. Apakah manusia bersifat seperti tanah ? Apakah manusia bisa diperlakukan sebagaimana kita memperlakukan tanah ? Apakah manusia tidak merasa sakit apabila dilempar dengan tanah atau lumpur, apalagi dalam jumlah yang besar ? Dari tanah, cahaya dan api, Allah menciptakan makhluk yang lain dan berbeda dari sifat bahan pembentuknya. Mengapa Al-Qurâan tidak mengatakan saja dengan jelas mengenai listrik, energi, spektrum cahaya dan sinar gamma? sekali lagi pertanyaan ini dikembalikan apakah orang-orang pada masa nabi Muhammad SAW pada saat Al-Qurâan diturunkan, orang-orang sudah mengetahui atau mendengar mengenai listrik, istilah energi, spektrum, maupun keberadaan snar gamma ? Sebagai wahyu Allah, Al-Qurâan menggunakan gaya bahasa yang tetap dapat dimengerti oleh orang-orang pada masa Al-Qurâan ini diturunkan dan tetap mampu selaras dengan apa yang ditemukan oleh manusia di masa yang akan datang. Keberkahan zaitun Sebagai penutup, mari kita lihat kembali potongan surah An-nuur 24 ayat 35 berikut [2435] ⊠yang dinyalakan dari pohon yang diberkahi, yaitu pohon zaitun ⊠Ilmu pengetahuan saat ini telah dapat membuktikan mengenai khasiat dari pohon zaitun ini. Jika sedari dahulu buah zaitun olive dan minya zaitun olive oil banyak dikonsumsi sebagai makanan, obat dan bahan bakar untuk lampu, maka âkeberkahanâ pohon zaitun itu dibuktikan dengan penelitian yang ada di masa ini. Sebagian besar asam lemak yang dimiliki oleh buah zaitun dan minyak zaitun tergolong tipe mono-unsaturated, dimana asam lemak golongan ini tidak mengandung kolesterol. Dengan kata lain, buah zaitun dan minyak zaitun tidak meningkatkan kadar kolesterol akan tetapi menjaga kadar kolesterol dalam tubuh, sehingga minyak zaitun ini sangat bagik digunakan dalam memasak. Kegunaan lain dari minyak zaitun ini antara lain adalah pencegah kanker, mencegah radang sendi, membantu pertumbuhan tulang, mencegah penuaan, berperan baik dalam pengembangan otak anak, mengatur tekanan darah, dan mampu mencegah berbagai macam penyakit yang berhubungan dengan organ dalam tubuh. Dengan banyaknya manfaat dari buah dan minyak zaitun ini, yang dibuktikan secara klinis dan eksperimen di masa sekarang, menjadikan pohon zaitun âpantasâ dikatakan sebagai âpohon yang diberkahiâ. Wallahu aâlam Maha benar Allah dengan segala firman-Nya dikutip dari berbagai sumber Untuk melihat dan mencari ayat-ayat Quran dapat melalui atau Panduan kata per kata dapat menggunakan Arabic-English Laneâs Lexicon Penyambung Tulisan -O0O- âAdakalanya Butiran Embun Merupakan Lentera Dalam Segenap KegelapanâŠâ
Kita akan membahas tentang energi panas, tentu saja ini banyak kaitannya dengan ilmu pengetahuan, terutama dunia fisika. Langsung saja kita buka ayat yang menjadi pembahasannya, yaitu Surah Al-Muâmin ayat Swt. Berfirman ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api, Ayat di atas menjelaskan salah satu siksaan di neraka. Kata âair yang sangat panasâ di dalam pelajaran IPA maupun fisika memiliki makna bahwa air tersebut memiliki energi panas. Lalu kalimat âmereka dibakar dalam apiâ juga merupakan pembuktian bahwa api memiliki energi panas dan bahkan sangat panas. Jadi ada 2 benda yang ditunjukkan ayat di atas yang memiliki energi pertama kedua Api. Peristiwa di atas menjelaskan betapa Al-Quran sangat melekat dengan ilmu pengetahuan dan sains. Tetapi bukan hanya ini saja yang terdapat di Al-Quranul Karim, masih banyak lagi ayat yang menjelaskan energi panas dan ilmu pengetahuan lainnya. Itu adalah bukti kebesaran dan keagungan-Nya yang memang sengaja Dia tunjukkan kepada kita semua. Semoga bermanfaat. - Unknown ŰźÙÙÙ۱ÙÙÙÙ
Ù Ù
ÙÙÙ ŰȘÙŰčÙÙÙÙÙ
Ù Ű§ÙÙÙÙ۱ÙŰąÙÙ ÙÙŰčÙÙÙÙÙ
ÙÙÙ artinya "Sebaik-Baik Kalian Adalah Orang Yang Belajar Al-Quran Dan Mengajarkannya."
Listrik merupakan salah satu sumber energi yang sangat bermanfaat bagi manusia. Hampir semua fasilitas yang ada telah menggunakan listrik sebagai sumber energi utama. Al-Quran sebagai pedoman hidup manusia di seluruh alam ternyata tidak hanya mengatur dan membicarakan tentang ibadah, kehidupan, ataupun sejarah saja. Al-Quran juga membahas tentang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam Al-Quran pembahasan tentang teknologi kelistrikan telah termaktub dalam surat An-Nur ayat 35, ââŠ.Allah adalah pemberi cahaya kepada langit dan bumiâŠ.â. Perumpamaan cahaya Allah SWT adalah seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang didalamnya terdapat pelita atau lampu yang sangat besar. Pelita tersebut terdapat di dalam kaca, dan kaca itu bagaikan bintang yang seperti mutiara, yang pada masa sekarang dikenal sebagai lampu. Lampu tentunya tidak begitu saja dapat menyala; dibutuhkan sebuah energi yang dapat menyalakan lampu, dan energi tersebut adalah listrik. Masih dalam ayat yang sama, ââŠ. Yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya yaitu pohon zaitun yang tidak tumbuh disebelah timur dan tidak pula di sebelah barat, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api, cahaya diatas cahayaâŠ.â Perumpamaan hal yang tidak tumbuh di timur dan barat adalah, jika memperhatikan arah mata angin, maka lawan dari timur dan barat adalah utara dan selatan. Di daerah itu terdapat kutub-kutub magnet yang kemudian dikenal sebagai gaya elektromagnetik yang berguna untuk menginduksi listrik untuk menghasilkan energi listrik. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa ternyata segala bentuk kemajuan peradaban yang sekarang kita miliki ini adalah bersumber dari Al-Quran. Ayat-ayat dalam Al-Quran yang bersifat Mutasyabihat selanjutnya harus dikaji dengan lebih mendalam untuk didapatkan ilmu dan pengetahuan baru yang mungkin belum kita ketahui. Sehingga, tidak ada alasan untuk tidak mempelajari dan mendalami Al-Quran. sumberMurtono, 2008. Konsep Cahaya dalam Alqurâan dan Sains. Karunia, Vol. 4, 147-158
ayat alquran tentang energi listrik